Root-Seeking Tour Story: Menjajaki Tanah Leluhur (Part 1)

Beberapa hari yang lalu gue melihat postingan Instagram di mana adik-adik kelas gue pergi ke Changsha, Hunan buat Summer Camp tahun ini. Nah, daripada menjadi "untold story", gue akan ceritakan bagaimana serunya pengalaman gue mengikuti camp di tahun lalu.

Screenshot_2016-06-22-00-38-02.png

Kepergian mereka berarti menandakan tepat 1 tahun juga gue bersama dengan 12 orang lainnya "kembali" ke tanah leluhur kami yaitu Tiongkok.

Di sini gue bakal ceritain perjalanan gue dan 12 yang lainnya dalam menjajaki daratan Cina Tiongkok. Ada banyak hal-hal yang menarik, menggelitik, bahkan mengharukan yang bakal gue ceritakan di Santa Maria Summer Camp (SMSC) 2015: Root-Seeking Tour.

FYI, gue bakal membagi catatan perjalanan gue ini menjadi 4 part atau bisa lebih, semua tergantung bagaimana ke depannya nanti.

OK guys langsung aja check this out.

Minggu, 26 Juni 2015


Sore itu di Pekanbaru, kami rombongan Saints dari SMA Santa Maria yang akan mengikuti SMSC Root-Seeking Tour trip kedua udah berkumpul di depan terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.

Kami bersama orangtua beserta Laoshi Fatimah selaku pemdamping dan penanggung jawab, serta Ibu Dewi Magdalena selaku perwakilan dari sekolah berkumpul untuk pelepasan perjalanan SMSC 2015 ini. Acara pelepasan ini berlangsung simbolik dimulai dengan doa bersama bersama dengan orangtua dan juga diakhiri dengan foto bersama.

1437916798221

Setelah foto bersama kami pun bersalaman dengan Ibu Dewi dan juga orangtua kami masing-masing untuk berpamitan karena kami akan meninggalkan mereka untuk jarak ribuan kilometer dan selama 2 minggu ke depannya.

Lambaian tangan dan kata-kata "Hati-hati ya, nak" mengakhiri acara pelepasan itu.

Oh ya, rombongan yang berangkat dari Pekanbaru itu cuma delapan orang ditambah dengan Laoshi Fatimah. Kedelapan orang itu adalah gue sendiri, Vinson Ciawandy, dan Vincent Makmur dari kelas 12. Lalu Deicent Stephen, Melisa Canggra, Melisa Susanto, Reyna, dan Ester dari kelas 11.

Kami langsung check-in dan memasukkan bagasi ke check-in counter. Setelah check-in kami langsung bergegas ke ruang tunggu untuk menunggu flight kami kira-kira jam 17.00 an dengan pesawat berlambang singa terbang.

20150726_171426.jpg

Trip kami mengambil rute transit ke Jakarta. Dan kira-kira pukul 19.00 kami mendarat di Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng dan langsung mengambil bagasi. Setelah itu kami langsung menuju Terminal 2 Internasional menggunakan shuttle bus bandara untuk penerbangan selanjutnya.

Di sana kami makan di Hoka Hoka Bento dan bertemu salah satu peserta SMSC 2015 yang sudah duluan di Jakarta, Stephandi Dirgahayu.

Setelah makan malam, kami langsung masuk ke bagian keberangkatan Terminal 2 dan menunggu 5 anggota lain dari Jakarta datang.

Sekitar pukul 21.00 WIB, lima orang yang awalnya kami tidak kenal pun datang. Mereka adalah siswa dari SMP Citra Kasih Jakarta dan juga guru pembimbing mereka. Dan gue perkenalkan, mereka adalah Kevin Bok, Evan Febrian, Citto, dan Pieter berserta Laoshi Rini sebagai pendamping dan penanggung jawab mereka. Kelak mereka berlima adalah orang yang paling kami rindukan ketika kami sudah balik ke Pekanbaru.

[caption id="attachment_media-8" align="aligncenter" width="1280"]1444563976534.jpg Saints Generasi 39 dan Generasi 40 bersatu[/caption]

[caption id="attachment_1774" align="aligncenter" width="528"]1437930192296.jpg Full squad ready to go[/caption]

Kira-kira pukul 23.00 kami pun langsung check-in dan menuju ke imigrasi buat cap paspor. Setelah itu kami langsung menuju ruang tunggu buat nunggu flight kami ke Hongkong kira-kira pukul 00.15 WIB.

Tepat tengah malam itu, pesawat kami beranjak dari sandarannya dan langsung bertolak ke Hongkong. Langkah awal menuju satu petualangan yang tak pernah kami perkirakan sebelumnya.

Senin, 27 Juni 2015


Sinar matahari sudah menerangi angkasa. Itu pula pertanda kami sudah mendekati Hongkong. Selama di pesawat, gue gak bisa tidur karena membayangkan bakal seperti apa perjalanan yang paling jauh dalam hidup gue ini. Suatu rasa yang kalian pasti rasakan jika kalian sedang akan berlibur dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Kira-kira pukul 06.00 waktu Hongkong pesawat Cathay Pasific yang kami tumpangi pun mendarat. Kami pun langsung bergegas menuju WC untuk membuang air dan juga mencuci muka.

[caption id="attachment_1777" align="aligncenter" width="852"]1437956268053.jpg Hongkong International Airport[/caption]

Setelah itu kami langsung mencari sarapan di sekitar lokasi bandara karena flight berikutnya masih sekitar 10 jam lagi, kira-kira pukul 16.00 waktu Hongkong.

Oh ya, sesampainya di Hongkong tak lupa kami mengabarkan orangtua kami yang menunggu kabar dari kami. Lewat free wifi Bandara Hongkong yang bisa kami akses sesukanya, kami memberi kabar ke orang tua kami. Sebagian dari teman-teman gue bahkan menelepon orang tuanya.

Setelah sarapan di McDonald bandara, kami pun menuju teminal bus untuk menuju ke Hongkong Disneyland buat sekedar berfoto-foto di depan gerbang yang sangat ikonik itu. Kayak kata Laoshi Fatimah "Biar orang kira udah pergi ke Disneyland kita."

1466500251992.jpg

Matahari musim panas yang amat terik membuat baju pun basah karena keringat. Sekitar pukul 11.00 kami pun kembali ke Bandara Hongkong untuk berikutnya menuju tujuan utama kami yaitu daratan China.

Sesampainya di bandara, kami langsung check-in dan waktu yang tersisa kami sempatkan buat makan siang. Sebagian teman-teman kami juga mengunjungi Disneyland store yang ada di bandara. Cuma buat cuci mata aja habis harga barang-barangnya mahal banget.

[caption id="" align="aligncenter" width="546"] Foto diambil dari Google ya, guys[/caption]

Kira-kira pukul 16.00 pesawat kami pun bertolak menuju Changsa, Provinsi Hunan, Tiongkok. Kami kali ini menggunakan pesawat Dragon Air yang masih satu perusahaan dengan Cathay Pasific. Perjalanan kami ditempuh selama lebih kurang 3 jam. Kami banyak yang tidur di pesawat karena kelelahan.

Pukul 19.00 waktu Tiongkok pun pesawat kami mendarat. Saat itu juga, dalam hati gue berkata "Akhirnya, gue pulang kampung juga." Hahaha

Langsung kami bergegas ngambil bagasi dan menuju bus yang sudah menunggu kami untuk membawa kami ke hotel.

Sesampai di hotel, kami langsung dibagikan kunci kamar sesuai pembagian kamar yang sudah ditentukan sebelumnya. Lalu kami langsung bergegas ke restoran buat makan malam. Banyak yang bingung dengan makanan yang disajikan, karena gak ada nasi yang ada cuma lauk-lauk aja. Dan ini perbedaan cara makan di sana dengan Indonesia. Kalau di Indonesia kita makan pakai sendok garpu, di sana alat makan cuma sumpit dan kalau pun ada sendok, itu sendok untuk makan sup.

Sehabis makan malam yang kurang puas itu, kami langsung dibagikan SIM Card HP dan juga pengumuman jadwal untuk keesokan harinya oleh Laoshi Rini. Setelah pembagian SIM Card dan pengumuman jawdal itu, kami pun balik ke kamar masing-masing.

Ada kejadian unik nan menggelitik yang terjadi setelah kami balik ke kamar.

Jadi setelah balik ke kamar, ada seseorang yang mencet bel kamar kami. Kami kira itu Laoshi atau palingan si Pandi (panggilan Stephandi). Gue dan Vincent Makmur pun membuka pintu kamar kami, dan ternyata itu adalah kakak panitia. Dia adalah seorang pria yang masih muda yang kelak kami kenal dengan nama Lei Ge Ge.

Dia berbicara dengan bahasa Mandarin dan kami pun tak mengerti apa yang dia bilang. Kami membalas dengan bahasa Inggris dan dia pun menggeleng-geleng kepala tanda dia gak ngerti. Pada akhirnya, dia nyerah dan bilang "OK OK." Kelak kami mengetahui tujuan Lei Ge Ge adalah untuk memastikan bahwa kami ada di kamar masing-masing untuk istirahat.

[caption id="attachment_1785" align="alignnone" width="3264"]20150804_153947 Penulis bersama Lei Ge Ge. Maafkan penampakan yang di belakang.[/caption]

Satu hari yang melelahkan untuk memulai petualangan yang sebenarnya.

Bagaimana kisah kami selanjutnya?


Siapakah Lei Ge Ge sebenarnya?


Dan bagaimana peraturan unik yang Laoshi Rini buat?


Gue gak akan lanjutkan di post ini karena bakal panjang ceritanya. Gue akan jawab pertanyaan-pertanyaan itu di postingan berikutnya. Sampai jumpa di SMSC 2015 Root-Seeking Tour Story Part 2.

1 Komentar

  1. […] Ada baiknya sebelum kalian lanjut membaca dan ikut berpetualangan bersama keseruan, kekonyolan, hingga kegokilan rombongan SMSC 2015, kalian baca dulu tulisan SMSC Root-Seeking Story Part 1 di sini . […]

    BalasHapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama