Apple iPhone 7: Beliin Dong!

Para pecinta Apple atau iFans baru saja berpesta menyambut kelahiran junior smartphone terbarunya. Inilah “inovasi” yang disebut iPhone 7 dan iPhone 7 Plus.


iPhone, impresi pertama siapa pun yang mendengarnya nyaris selalu sama. Mahal dan eksklusif. iPhone selalu menjadi tolok ukur dari kemapanan dan standar smartphone yang beredar di pasaran. Seperti apa iPhone 7 series ini? Layak beli?

Desain Lama Tapi Baru


Desain iPhone 7 memang tidaklah berubah radikal. Masih ada ciri khas lama yang menandakan inilah produk besutan vendor buah apel digigit ini. Namun sentuhan baru di beberapa sisi serta kehadiran warna primadona baru yaitu jet black dan matte black membuatnya siap dijual lebih mahal.



Seperti generasi sebelumnya dengan iPhone 6 dan 6 Plus, maka iPhone 7 juga hadir dengan varian standar dan plus. Di desain yang berbeda hanyalah ukuran bodynya, layar, dan bentuk tempat kamera. Selebihnya identik dan tetap dibalut material aluminium 7000 series.

Tahan Air dan Debu


Inovasi Apple. Sebenarnya tidak sih. Banyak smartphone merek lain yang sudah memiliki sertifikasi tahan air dan debu. Hanya saja di Apple baru pertama kali dan itulah yang layak membuat Apple menyebutnya sebagai inovasi mereka.



Diuji dan lolos sertifikasi IP67 menandakan generasi terbaru iPhone ini mampu bertahan dalam air di kedalaman 1 meter selama 30 menit. Tentu tahan juga terhadap percikan dan debu. Tapi ingat, sejak awal Apple sudah mengingatkan bahwa kerusakan karena air tidak ditanggung garansi loh ya!

Home Button


Tidak ketinggalan home button di iPhone 7 juga diperbarui. Tidak lagi dengan tombol fisik yang ditekan secara mekanis, iPhone 7 hadir dengan tombol sentuh yang dilengkapi taptic engine sehingga tetap memberikan efek seperti ditekan.

Touch ID atau sensor sidik jari seperti biasa tetap berada di home button.


Kamera Baru


Kamera iPhone telah menjadi salah satu yang terbaik di jajaran smartphone. Kemudahan, kecepatan, dan kesederhanaan pengoperasiannya justru menjadikannya nilai lebih sehingga siapa saja dapat menghasilkan foto yang bagus tanpa perlu ribet setting sana dan setting sini.

iPhone 7 kini memiliki 2 versi kamera yang berbeda di kedua variannya. Varian reguler dengan sebuah kamera dan varian Plus dengan dual-camera.

12MP dengan aperture f/1.8, optical image stabilization, dan quad-LED menjadi poin penjualannya sekarang. Aperture besar diklaim menghasilkan citra 50% lebih terang dibanding 6s pendahulunya, kemudian OIS yang kini hadir di varian iPhone 7 biasa (dulu hanya ada di versi Plus) yang menjanjikan hasil foto bebas guncangan tangan, serta LED 4 warna yang menghasilkan warna true tone yang disesuaikan dengan warna dan kondisi pencahayaan objek.



Kalau 7 Plus sendiri hadir dengan 2 kamera di belakang, satu kamera utama wide angle 12MP dan satu lagi disebut kamera telephoto. Kombinasi kedua kamera ini menghadirkan kemampuan zoom optical 2x dan digital zoom 10x yang dijanjikan tetap berkualitas baik.

Selain itu, dual-camera ini memungkinkan kehadiran depth-of-field effect atau DOF. Anak fotografi pasti tahu akan hal ini. Singkatnya DOF adalah suatu efek di mana objek foto yang berada di depan tampak jelas, tajam, dan fokus sedangkan objek di belakangnya (background) tampak blur. Sangat cocok diaplikasikan ketika memfoto orang alias potrait.

DOF yang dihasilkan iPhone 7 Plus adalah menggunakan hasil pengolahan citra dari kedua lensanya dengan software yang canggih. Pas tulisan ini dibuat, fitur ini masih coming soon alias belum dapat dicoba.

Chip A10 Fusion


Judulnya sedikit lebay, “The most powerfull chip ever in a smartphone”. Kalau the most powerfull di antara iPhone mungkin iya.



Dengan arsitektur baru, chip A10 diklaim lebih efisien dan berperforma dibanding pendahulunya. Di atas kertas, perusahaan asal Cupertino mengatakan bahwa iPhone 7 dua kali lebih gesit dibanding iPhone 6 (bukan 6s). Permainan kata yang cantik.

Sedangkan sisi efisiensi, chip ini membuat iPhone 7 berani menuliskan “Longest battery life ever in an iPhone” di materi promosinya. Kelihatan wah memang, padahal baterai iPhone sebelum-sebelumnya memang boros minta ampun. Jadi sedikit lebih awet ya wajarlah.

Kapasitas Penyimpanan


Kapasitas penyimpanan iPhone di seri 6 sebelumnya, terlebih bagi yang memiliki varian berkapasitas 16GB, memang membuat penggunanya makan hati. Bagaimana tidak, 16GB di zaman sekarang mau digunakan buat apa coba? Diisi game berkualitas tinggi dengan jumlah jari satu tangan saja pun tidak bakalan cukup.

Di iPhone 7, akhirnya varian 16GB dihilangkan dan diganti varian 32GB. Sementara varian 64GB diganti 128GB, kemudian 128GB diupgrade menjadi 256GB. Sudah besar sih, tentu dengan harga yang juga “besar” dan semoga tidak hang kalau diisi penuh.

Speaker Stereo dan Hilangnya Jack Audio


Di sisi ini ada kemajuan dan ada kemunduran yang sangat kontroversial sampai dijadiin meme di mana-mana.

iFans pasti tahu apa. That’s right. iPhone 7 kini dilengkapi stereo speaker. Speaker bagian atas dan bawah membuat suara yang dihasilkan dua kali lebih kencang dibanding 6s. Sangat mendukung jika digunakan untuk menonton video atau dengar musik dalam posisi horizontal.

Nah masalahnya iPhone 7 menghilangkan jack audio universal 3.5mm. Padahal jack audio ini telah menjadi standar di mana-mana sama seperti port kabel microUSB. Tapi iPhone suka eksklusif dan beda sendiri dengan lightningnya.

Mungkin alasan teknisnya adalah untuk mendukung kemampuan tahan air yang kini dimilikinya. Selain itu juga mengikuti perkembangan zaman di mana sekarang semua teknologi sudah serba wireless. Tentu di samping alasan marketing agar AirPods ciptaannya yang mirip kepala sikat gigi elektrik itu laku.



Earphone bawaan dalam box memang masih kabel. Kabelnya memiliki ujung lightning port. Tidak praktis pakai cabe banget. Di samping hanya bisa digunakan untuk iPhone, earphone atau headset kabel ini jika digunakan, tentu tidak bisa lagi dilakukan sambil nge-cas.

Soal jack audio, bagus sih memang jika mengarahkan orang menggunakan teknologi wireless untuk menikmati audio misalkan melalui Bluetooth. Hanya saja seorang audiophile pasti sangat tidak puas. Sepraktis-praktis dan mudahnya teknologi wireless, tetap lebih rawan interferensi (khususnya frekuensi) dibanding kabel.

iOS 10


Setiap ada generasi iPhone baru, pasti ada juga software baru yang mengikutinya. Kali ini adalah iOS 10.



Namun di sisi ini, gue pribadi sangat tidak puas dengan perkembangannya. Okelah kalau iOS sudah stabil, dengan aplikasi berlimpah. Namun perkembangannya cenderung stagnan dengan penampilan yang itu-itu saja. Agak boring memang, ditambah iOS 10 sendiri bisa dinikmati di iDevices sebelumnya.

Fitur-fitur baru di iOS 10 lebih ke arah gimmick dan penyempurnaan. Secara keseluruhan, pengalaman penggunaannya tetap sama dan mirip-mirip sejak iOS 7.

Beli? Atau Tidak?


Dengan berbagai perubahan dan pembaruan, iPhone 7 memang sudah lebih maju dibanding iPhone sebelumnya. Kehadiran fitur tahan air dan debu dan dual-camera di iPhone 7 Plus mungkin yang paling menonjol.



Namun dengan harga segitu (perkiraan Rp12 jutaan untuk iPhone 7 berkapasitas 256GB dan Rp13 jutaan untuk iPhone 7 Plus berkapasitas 256GB), dengan pengalaman penggunaan yang hampir sama dengan versi sebelumnya, entah mengapa gue lebih prefer membeli versi sebelumnya.

Kecuali iFans yang benar-benar mengikuti perkembangan device dari Apple, atau elo yang “ngeh” banget sama perubahan CPU, GPU, dan kamera yang dibawa iPhone 7 ini, maka rekomen deh untuk beli.

Gue? Beliin dong. Pasti mau kok kalau dikasih gratis. iPhone 7 memang sudah sangat baik di luar sedikit kontroversinya menghilangkan jack audio. Tapi kalau membeli sendiri, rasanya masih perlu mikir 77 kali. Apalagi karena masih baru dan preorder, ada yang menjualnya hingga Rp20 jutaan. Alamak!*

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama